Kamis, 07 Juli 2022

nasihat seorang ibu

 



Ketika Kelak

Oleh: Ibnu Ahmad

@cecep.nurhadi

Ketika itu sedang sarapan makan singkong yang direbus dengan racikancinta dan kasih sayang seorang wanita dan seorang istri yang kuat dan tegar yaitu ibu, banyak nasihat yang sering ia berikan kepadaku, pertama dia pernah berkata, “tetaplah tegar” perbincangan di depan tunggku api sambil menyantap rebusan singkong yang luar biasa itu, “nak, teruslah berkarya dengan apa yang kau miliki, dengan apa yang kamu minati tapi ingat semua itu jangan terlepas dari ketaatan kepada Allah yang memberikan petujuk dan kemudahan terhadapmu, jangan menghiraukan mereka yang berusaha menjatuhkanmu, karena mereka akan jatuh dengan sendirinya ketika melihatmu berdiri dengan tegak, ada kalanya semua terjatuh, atau dijatuhkan, tetaplah semanga menapaki jalan kehidupan ini.”

Ketika kelak kamu sukses dengan apa yang kamu inginkan, maka jangn sesekali kamu mencoba menjatuhkan orang lain, akan tetapi sesering mungkin membantu berdiri orang-orang yang terjatuh, tetaplah berbuat baik kepada siapapun dan dimanapun walaupun dalam keadaan sesempit apapun, sejatinya kebaikan yang kita tanam dalah benih yang menumbuhkan kebaikan untuk kita sendiri, bukan hanya sekedar kita berbuat baik kepada orang lain, akan tetapi sejatinya kita sedang menanam benih yang akan memberikan kita buah kebaikan yang luas. Jangan pernah ragu untuk berbuat baik karena kebaikan yang ditanam akan kembali datang menghampiri kepada pelaku lebaikan itu sendiri dikelak yang akan datang. Walaupun dibalas bukan dengan apa yang kita harapkan, walaupun tidak dibalas dengan orang yang sama, namun Allah akan membalas kebaikan dengan apa yang menurutNya terbaik untuk ummatnya.

Kandungan Al-Qur’an yang sering ia bagikan terhadapku ilah Qur’an surah Al-Isra’ ayat 7, Jika kamu berbuat baik (berarti) kamu berbuat baik bagi dirimu sendiri dan jika kamu berbuat jahat, maka (kejahatan) itu bagi dirimu sendiri,

Hikmahnya adalah bagaimana kita pandai dalam berbuat kebaikan, dan apa yang kita tanam maka itulah yang akan kita panen kelak, tetaplah menjari orang baik, walaupun orang lain tidak membalas dengan kebaikan, walaupun orang lain tidak membalas denga apa yang kita inginkan, dan jangan sesekali untuk berbuat keburukan atau kejahatan maka hasilnya adalah apa yang kita tanam. Kebaikan atau keburukan yang kita lakukan maka akan kembali lagi kelak kepada pelakunya sendiri.

 

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda