sejarah perlombaan hut RI
NOSTALGIA KEMERIAHAN LOMBA AGUSTUSAN
Oleh : Ibnu Ahmad
@cecep.nurhadi
Kita sebagai warga penduduk
Indonesia lokal tentu tidak asing lagi dengan lomba-lomba dalam rangka
kemerdekaan hut Indosia, tapi tidak sedikit dari warga indonesia itu sendiri
yang tau sejarah asal-usul perlombaan itu dibuat, seperti lomba tarik tambang,
klereng panjat pinag dan lain-lain. Pertanyaannya mengapa lomba itu bisa
ditampilkan? Dan siapa yang pertama kali mengenalkan semua perlombaan seperti
itu.?
Jawabannya adalah acara lomba
dalam rangka memperingati kemerdekaan Republik Indonesia yang selalu digelar
setiap bulan agutus, yaitu mulainya ditampilkan pada Hut ke-5 RI yaitu pada
tahun 1950. Yang menjadi catatan besar adalah belum ditemukan siapa dan dimana
mulanya tradisi seperti ini dilakukan. Akan tetapi sejak tahun 1950 lah beragam
lomba yang melibatkan kalangan unsur masyarakat yang selalu diadakan pada
setiap tahunnya. Dua tahun lalu sempat terhenti dengan adanya covid-19 akan
tetapi di tahun ini 2022 marak sekali masyarakat meramaikan berbagai
perlombaan, baik itu dari kalangan anaak-anak, remaja, pemuda bahkan ibu-ibu
dan bapak-bapak sekalipun ikut meramaikan.
Yang biasanya ditandai dengan
serentaknya kegiatan bakti sosial, seperti kerja bakti secara serentak,
pengecatan dan perbaikan gapura, pemasangan bendera sang merah putih di setiap
rumah dan sepanjang pinggir dan pojok-pojok jalanan. Sikap kerja gotong royong
seperti ini mulai diadakan sejak tahun 1970-an.
Kemudian biasanya di hari Hut
RI mdimeriahkan dengan mengadakan berbagai perlombaan, lomba yang bersifat
individu, berpasangan, beregu atau kelompok.
1.
Balapan
Bakiak
Apa
itu bakiat, diantara keseruan Hut RI biasanya dengan adanya prlombaan bakiak
yang dilaksanakan secara beregu, sekurangnya 3 orang personil atau lebih,
bakiak atau terompah gulung atau galuak merupakan permainan tradisional yang
berasal dari Sumatra Barat. Setiap timnya terdiri dari 3 sampai 5 orang ini,
berlomba melangkah dengan bakiak adu kecepatan untuk mencapai finish.
2.
Tarik
Tambang
Tarik tambang adalah cabang olahraga tradisional yang
ada sejak olimpiade tahun 500an sebelim Masehi. Tarik tambang ini dibawa ke
Indonesia oleh orang Eropa dalam ajang adu kekuatan, perlombaan ini identik
dengan regu atau kelompok yang berhasil menari lawan itulah pemenangnya.
3.
Balap
Engrang
Kata engrang berasal dari bahasa Lampung yang
diartikan terompah pancung, masyarakat pribumi terlihat tinngi ketika menaiki
engrang tersebut, perlombaan engrang ini identik dengan adu kecepatan sampai
menuju garis finish tanpa turun dari enggrang itulah pemenangnya, ada juga
dengan memberikan klereng diatas sendok yang ujung sendok digigit oleh gigi/
mulut bertahan sampai garis finish tanp klereng jatuh ketanah biasanya
dilakukan agar pertandingan semakin seru dan menantang.
4.
Balap
Karung
Bermula balap karung ini bukan semata-mata pribumi
yang mengadakan, tetapi dibawa dan diperkenalkan di Indonesia, melalui
orang-orang belanda yang dikenalkan dan dilaksanakan disekolah-sekolah
misionaris, peserta lomba menggunakan karung untuk menutupi kaki hingga
pinggang dan melompat-lompat untuk menuju garis finish, lomba ini dilakukan
dengan perorangan peserta yang lebih cepat sampai digaris finish tanpa lepas
karung maka dialah pemenang perlombaan.
5.
Panjat
Pinang
Lomba panjat pinang ini telah ada sejak zaman Hindia
Belanda, orang Eropa menjadikan ajang hiburan dengan menonton dan menjadikan
warga pribumi sebagai peserta lomba, identik dengan saling bahu-membahu untuk
menaiki pohon dari bambu atau jame untuk mengambil hadiah, yang dimana pohon
pinang itu dilumuri dengan minyak atau sesuatu yang licin dan kotor seperti oli
kalau dizaman sekarang. Filosofinya adalah untuk mengasah semangat gotong
royong dan kerja sama antar peserta atau warga.
Itulah sebagian lomba agustusan yang dikenal
bersejarah, kini banyak lomba-lomba lainnya, yang lebih menarik, inovasi, lebih
kreasi dalam memeriahkan Hut RI. Masih banyak lagi perlombaan masa kini yang
lebih menarik untuk diadakan tentunya lebih istimewa jika dapat memberikan
manfaat bagi penyelenggara dan khususnya bagi para peserta tanpa memberatkan
peserta, serta tidak ada unsur lain yang dapat memebrikan dampak buruk bagi
atau madhot bagi berbagai pihak.