Senin, 28 Desember 2020

Berkawan Dengan Orang Sholeh

sahabat shaleh
kawan surga
               Bersahabat dengan orang sholeh dan duduk bersamanya, serta merenungi jalan hidup mereka maka akan memompa keimanan dan ketakwaan seorang hamba dan menjadikan seseorang ikut terbawa dalam kesholehannya, maka disitulah seorang hamba meningkat drajat kesempurnaanya.


Oleh karena itu Allah subhanahu wata’ala memerintahkan kita unrtuk senantiasa berkawan dan bersahabat dengan orang-orang sholeh, jujur, takwa serta antusias untuk beribadah kepada Allah Subhanahu Wata’ala. Serta komitmen selalu bersma mereka. Allah berfirman:


Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kepada Allah, dan hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. (At-Taubah ayat 119).

÷ŽÉ9ô¹$#ur y7|¡øÿtR yìtB tûïÏ%©!$# šcqããô‰tƒ Næh­u‘ Ío4ry‰tóø9$$Î ÄcÓÅ´yèø9$#ur tbr߉ƒÌãƒ ¼çmygô_ur (

Dan Bersabarlah kamu bersama-sama dengan orang-orang yang menyeru Tuhannya di pagi dan senja hari dengan mengharap wajahnya (keridhaan-Nya).(Al-Kahfi ayat 28)

Semua pertemanan dan persahabatan yang mana ikatan tersebut tidak beratas nama Allah, Iman dan Agama, maka hanya akan mengakibatkan permusuhan dan kehancuran di hari kiamat kelak, Allah berfirman:

âäHxÅzF{$# ¥‹Í´tBöqtƒ óOßgàÒ÷èt CÙ÷èt7Ï9 <r߉t㠞wÎ) šúüÉ)­FßJø9$# ÇÏÐÈ

Teman-teman akrab pada hari itu sebagiannya menjadi musuh bagi sebagian yang lain kecuali orang-orang yang bertakwa. (Az-zuhruf ayat 67)

Betapa besar kerugian dan penyesalan orang orang yang senantiasa bersama dan membersamai kawan yang buruk dan duduk membersamainya, karena mereka hanya menjadi sebab kerusakan dan menjauhkan kita dari jalan keimanan kdan ketakwaan kepada Allah Subhanahu wata’ala.  Karena sudah menjadi fitrah manusia selalu membutuhkan kawan, senang ketika bertemu dengannya dan mesra ketika berkumpul duduk bersama mereka, maka disinilah penting bagi kita untuk memilih dan memilah untuk menjadikan seseorang kawan kita, karena kawan akan memberikan pengaruh yang sangat besar bagi kita.

Oleh karena itu rosulluloh telah mengarahkan kita agar senantiasa memilih dan memilah kawan dalam beberapa hadits, salasatunya Ia menerangkan bahwa perumpamaan kawan yang sholeh dan kawan yang belum sholeh bagaikan tukang minyak wangi dan pandai besi, hadits ini diriwayatkan oleh Bukhori dan muslim. Ketika kita berkawan dengan tukang minyak wangi akan ada kalanya kita mendapat wanginya dengan cara mencoba, membeli bahkan ia bisa saja memberikannya untuk kita, sedangkan seorang pandai besi kita hanya bisa mendapat bau asapnya, atau terkena percikan arangya yang membuat noda pada pakaiannya.

Ketika kita berkawan dengan kawan yang sholeh kita bisa mendapat kebaikan, nasihat, bimbingan bahkan ilmu darinya itulah yang diumpamakan minyak wangi tadi, walaupun kita tidak berbuat baik atu menjadi sholeh sepertinya maka kita akan terbawa kabar baik karena kita berkawan dengannya, sedangkan ketika kita berkawan dengan orang jahat atau kawan yang tidak sholeh, kita tidak akan mendapat kebaikan darinya ataupun ilmu bahkan bimbingan darinya yang ada kita yang mendakwahinya, atau bisa jadi kita mendapat keburukan getah darinya umpama kita berkawan dengan seorang pencuri maka kita sebagai kawan akan terbawa tercemar buruknya nama baiknya bisa saja orang orang menganggap kita pencuri juga  karena kita kawan darinya, yang lebih parah bukan hanya anggapan orang tetapi kita benar benar terbawa dalam keburukan dan kesesatan yang membakar keimanan kita karena dibawa oleh kawan kita tadi.

Dari hadits yang diriwayatkan Abu Daud dan Imam Ahmad, Rosulluloh bersabda:

الرجل على دين خليله فلينظر احدكم من يخالل

“pria itu cendrung terpengaruh pada agama sahabatnya (orang yang dikasihi) maka perhatikan siapa yang menjadi kawannya.

Pengaruh Bersahabat Dengan Orang Sholeh Dalam Aspek Penyucian Jiwa

1.    Cinta karena Allah

Persahabatan dengan orang-orang sholeh adalah harga yang sangat berharga dan istimewa, cinta yang murni kepada Allah merupakan jalan menuju surga. Seseorang tidak akan mendapatkan cinta yang benar kecuali berkawan dan bersahabat dengan orang-orang sholeh, karena persahabatan akan menghasilkan buah persatuan yang apabila persatuan tersebut diperdalami maka akan memperkuat cinta kepada Allah dan menghasilkan manisnya iman.

Rosululloh solalohualaihi wasalam bersabda: “ada tiga hal barang siapa yang memilikinya maka akan mendapatkan manisnya iman, 1). Jika Allah dan Rasullny alebih dicintai daripada yang lain 2). jika ia mencintai seseorang karena Allah 3). Ia membenci kembalipada kekufuran setelah diselamatkan oleh Allah daripadanya, seperti kebenciannya jika ia dilemparkan kedalam neraka. Bahkan dalam hadits lain dijelaskan bahwa seorang yang mencintai seseorang karena Allah maka akan mendapatkan cinta dari Allah dan akan mendapat naungan dihari yang tidak ada naungan kecuali naungan Allah.

2.    Saling menasihati dan saling berpesan

ΎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z|¡SM}$# ’Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ys΢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î (#öq|¹#uqs?ur Ύö9¢Á9$$Î ÇÌÈ

 

 Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.(Al-Ashr ayat 1-3)

Keuntungan bagi setiap muslim adalah jika ia memiliki sahabta yang senantiasa berpesan dan menasihati dalam kebaikan dalam meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Subhanahuwataa’ala dan didalam kandungan ayat diatas sesungguhnya manusia berada dalam kerugian kecuali orang-orang yang beriman, beramal sholeh, serta saling menasihati dalam kebaikan, menasihati untuk bersabar atas semua kesulitan dan musibah. Karena jelas sesungguhnya manusia itu tidak pernah lepas dari kehilafan, kesalahan dan keburukan yang sering tidak sadari oleh dirinya sendiri, karena ia menyukainya atauia terbiasa mengerjakannya atau ia tidak mengetahui dampak bahayanya.

Ketika tidak ada kawan dan sahabat sholeh yang senantiasa menasihatinya dalam keabaikan dan membingbingnya menuju ketaatan, maka jiwanya mungkin terbengkalai melakukan dosa, dan akhirnya berada dalam mode nyaman lama kelamaan menyimpang dan akhirnya bisa saja binasa. Rosululloh bersabda: “seorang muslim itu adalah cermin bagi saudaranya, mereka adalah saudara, ia akan menghentikan kesusahannya dan menjaga daribelakangnya”.

Ibn taimiyah berkata: “seorang muslim itu seperti dua tangan yang saling mencuci” kotoran itu tidak akan bersih kecuali dengan dicuci dengan cara halus maupun harus dengan cara kasar. Namun hal itu harus dilakukan untuk membersihkan dan menghaluskannya.

3.    Suri tauladan yang baik

Mengambil teladan yang baik merupakan hal yang dibutuhkab oleg seorang muslim dengan keteladanan itu akan menuntunnya kejalan yang baik menuju akhirat dan keteladanan ini tidak akan didapat kecuali dengan adanya persahabatan dengan orang sholeh, bertakwa dan berilmu.dan didalam islam telah ada suri tauladan sebagai barometernya yaitu Rosulullah sebaik-baiknya suri tauladan yang memberi petunjuk denagn benar dari segi perbuatan, aspek kehidupannya, kondisi dan prilakunya semuanya telah ia contohkan Allah subhanahuwata’ala berfirman:

ô‰s)©9 tb%x. öNä3s9 ’Îû ÉAqߙu‘ «!$# îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# tx.sŒur ©!$# #ZŽÏVx. ÇËÊÈ

 Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut  dan mengingat Allah.(Al-Ahzaab ayat 21)

Rosululloh telah menjelaskan manfaat dan pentingnya duduk dan bersahabat dengan orang sholeh. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ibn Abbas r.a “Wahai Rosululloh dengan siapa yang palik baik kami duduk?” Beliau menjawab: “Dengan orang-orang yang pandangannya mengingatkan kalian kepada Allah, kata-kata yang diucapkan darinya menambahkan ilmu bagi kalian, dan perbuatan mereka mengingatkan kalian kepada akhirat.”

Keteladanan yang baik  merupakan pengaruh yang besar dalam penyucian jiwa, sarana penting dalam pendidilan dan akhlak, ketika kita memiliki teladan yang buruk merupakan jalan menuju kehancuran dan kerusakan.

Allah subhanahuwata’ala berfirman

ô‰s% ôMtR%x. öNä3s9 îouqó™é& ×puZ|¡ym þ’Îû zÏtö/Î) tûïÏ%©!$#ur ÿ¼çmyètB

 Sesungguhnya Telah ada suri tauladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya...(Al-Mumtahanah ayat 4).

ô‰s)s9 tb%x. ö/ä3s9 öNÍÏù îouqó™é& ×puZ|¡ym `yJÏj9 tb%x. (#qã_ötƒ ©!$# tPöqu‹ø9$#ur tÅzFy$# 4

Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagimu; (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian (kiamat).... (Al-Mumtahanah ayat 6).



[1] Majmuu’ al-fataawa, ibnu taimiyyah,XXVIII/53


Label:

0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda