jadikan Pernikahan sebagai konsep Tazkiyatun Nafs
Selain kita bersahabat dengan orang-orang sholeh, bertobat,
muhasabah, kiyamullail, jihad fisabililah, ibadah-ibadah sunnah, sholat, zakat,
puasa, haji dan amalan sholeh lainnya, ternyata kita juga dapat meningkatkan
penyucian jiwa dengan pernikahan.
Banyak tuduhan tuduhan bahwa perkara dunia seperti anak dan istri
akan menghambat dan menjauhkan diri dari penyucian jiwa, sebenarnya ini keliru karena
pernikahan adalah sarana praktis dalam mensucikan jiwa bahkan mengangkat drajat
dan memperbaiki kondisi kehidupannya untuk meluruskan agar senatiasa taat
kepada Allah dan jauh dari godaan syahwat yang menyimpang islam menganjurkan
pernikahan berdasarkan firman Allah:
(#qßsÅ3Rr&ur 4yJ»tF{$# óOä3ZÏB tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur ô`ÏB ö/ä.Ï$t6Ïã öNà6ͬ!$tBÎ)ur 4 bÎ) (#qçRqä3t uä!#ts)èù ãNÎgÏYøóã ª!$# `ÏB ¾Ï&Î#ôÒsù 3 ª!$#ur ììźur ÒOÎ=tæ ÇÌËÈ
Dan
kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang
layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu
yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan
kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui. (An-Nur ayat 32)
ôs)s9ur $uZù=yör& Wxßâ `ÏiB y7Î=ö6s% $uZù=yèy_ur öNçlm; %[`ºurør& ZpÍhèur 4
Dan Sesungguhnya kami Telah mengutus beberapa
Rasul sebelum kamu dan kami memberikan kepada mereka isteri-isteri dan
keturunan. . . . (Ar-Rad’ayat 38)
tûïÏ%©!$#ur cqä9qà)t $oY/u ó=yd $oYs9 ô`ÏB $uZÅ_ºurør& $oYÏG»Íhèur no§è% &úãüôãr& $oYù=yèô_$#ur úüÉ)FßJù=Ï9 $·B$tBÎ) ÇÐÍÈ
Dan orang orang yang berkata: "Ya Tuhan
kami, anugrahkanlah kepada kami isteri-isteri kami dan keturunan kami sebagai
penyenang hati (Kami), dan jadikanlah kami imam bagi orang-orang yang bertakwa. (Al-Furqan ayat 74)
Kemudian hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhori dan Muslim dari
Abdullah ibn Mas’ud Rosulluloh bersabda: wahai para pemuda, siapapum
diantara kalian yang telah mampu berumah tangga maka menikahlah. Karena itu
dapat menundukan pandangan dan menjaga kemaluan, dan barang siapa yang tidak
mampu maka berpuasalah, karena itu perisai.
Urgensi pernikahan dalam penyucian jiwa berdasarkan dalil Al-Quran
dan hadits nabi diatas yaitu mencegah penyimpangan syahwatdan mengarahkan
syahwat kejalan yang lebih syar’i benar dan aman, bahkan memuliakan dan
meninggikan drajat manusia . ketika sesorang melaksanakan pernikahan ini dalam
hadits lain dikatakan bahwa ia telah menyempurnakan dari setengah agamanya.
Syarat-Syarat Yang Harus Dipenuhi Untuk Mewujudkan Hasil Penyucian
Jiwa Diantaranya:
1.
Meluruskan Niat Dan Tujuan Menikah
Meskipun pernikahan merupakan hal yang biasa fithrah manusia
cendrung pada pernikahan, pentingnya meluruskan niat dalam hal ini karena tidak
sedikit orang berniat menikah bukan tujuan yang mulia, bukan untuk meneladani
sunnah Nabi, bukan untuk menjadikan keluarga sakinah, pendidikan anak istri
diatas ajaran agama islam. Akan tetapi karena kepuasan syahwat dan nafsu belaka,
salaseorang sahabat bertanya terhadap Nabi “apakah ketika diantara kita
memuaskan syahwat kita akan mendapat pahala.? Kemudian Nabi menjawab ketika
syahwat diletakan ditempat yang haram, maka dosa yang didapatkan dan apabila
syahwat diletakan ditempat yang halal, maka pahala baginya.
2.
Memilih dan memilah calon suami maupun calon istri
yang sholeh/sholehah
Siapapun yang ingin mendapatkan kemantapan
jiwa dan rumah tangga yang berbahagia serta mendapatkan jalan untuk mendekatkan
diri kepada Allah Subhanahu wata’ala, maka haruslah bekerja sama
keduanya untuk membangun keluarga berlandaskan agama dan takwa serta Akhlak
mulia, Rosululloh menganjurkan watina sholehah sebagai stabdarisasi
pemilihannya Rosululloh bersabda:
تنكح المرأة لأربع:لمالهاوحسبها
وجالها ودينها فاظفربذات الدين تربت يداك
“wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya,keturunannya,
kecantikannya,dan karena agamanya. Maka pilihlah karena agamanya maka kamu akan
selamat”
Bahkan seorang
wali perempuan wajib mencarikan bagi perempuannya seorang laki-laki calon
suaminya berkriteria Sholeh, komitmen dalam beribadah, teguh dalam agamanya,
serta terhias dengan akhlak yang mulia. Seorang wanita atau pria yang menikah
hanya karena memburu harta atau tahta dari salasatunya, tanpa memikirkan
sedikitpun tentang agama dan akhlaknya, maka bagaimana mungkin rumahnya dan keluarganya
menjadi sebuah sarana pendidikan dan penyucian jiwa dan meningkatkan ketakwaan
kepada Allah subhanahu wata’ala,meskipun ia melaksanakan berbagai
ketaatan dan ibadah lainnya, tetap saja ia akan ada suatu hal yang akan
memalingkannya dari semua itu sehingga menjrumuskannya terhadap kesesatan dan
kehidupan yang sengsara. Bahkan Rosululloh Sholalohualahi wasalam menjelaskan
bahwa menolak pinangan atau lamaran dari seseorang yang baik agamanya begitu
pula akhlanya, merupakan harta yang sangat berharga, demi hal yang tidak
berguna menyebabkan dampak terjadinya bencana yang sangat besar.
3.
Mencegah Keluarga Dari Bahaya
Jika suatu
keluarga mengalami benturan dengan perbedaan pandangan atau permasalahan yang
mendesak, maka harus segera mencari solusinya dengan rasa saling memahami agar
tidak mengurangi cinta dan kasih sayang yang menimbulkan perpecahan, kebencian
dan permusuhan. Kebencian yang muncul dengan cepat didalam jiwa karena adanya
pertengkaran maka jangan sampai memberi peluang besar bagi syaitan untuk
menghancurkan rumah tangga ataupun terjadi kekerasan antara suami dan istri.
Pokok kehidupan suami istri adalah pergaulan yang baik untuk melanggengkan
cinta dan takwa.
£`èdrçŰ$tãur Å$rã÷èyJø9$$Î/ 4 bÎ*sù £`èdqßJçF÷dÌx. #Ó|¤yèsù br& (#qèdtõ3s? $\«øx© @yèøgsur ª!$# ÏmÏù #Zöyz #ZÏW2 ÇÊÒÈ
……dan bergaullah dengan
mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka
bersabarlah) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan
padanya kebaikan yang banyak.
(An-Nisa ayat 19).
Pengaruh-Pengaruh Pernikahan Yang Menghasilkan Berbagai Aspek
Penyucian Jiwa
1.
Menciptakan stabilitas jiwa
Ketenangan dan
stabilitas jiwa yang meliputi kehidupan suami istri merupakan output (hasil)
terpenting dari pernikahan yang baik dan merupakan hikmah besar disyariatkannya
pernikahan agar manusia senantiasa hidup dalam kesuburan kasih sayang. Mereka
akan menemukan kemesraan dan cinta yang meliputi kehidupan rumah tangga,
anak-anak akan mendapatkan keamanan, kenyamanan, ketentraman dan kebahagiaan
yang mengikat antara orang tuanya.
* uqèd Ï%©!$# Nä3s)n=s{ `ÏiB <§øÿ¯R ;oyÏnºur @yèy_ur $pk÷]ÏB $ygy_÷ry z`ä3ó¡uÏ9 $pkös9Î) (
Dialah yang
menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya dia menciptakan
isterinya, agar dia merasa senang kepadanya (Al-A’raaf ayat 189)
ô`ÏBur ÿ¾ÏmÏG»t#uä ÷br& t,n=y{ /ä3s9 ô`ÏiB öNä3Å¡àÿRr& %[`ºurør& (#þqãZä3ó¡tFÏj9 $ygøs9Î) @yèy_ur Nà6uZ÷t/ Zo¨uq¨B ºpyJômuur 4 ¨bÎ) Îû y7Ï9ºs ;M»tUy 5Qöqs)Ïj9 tbrã©3xÿtGt ÇËÊÈ
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah
dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu
cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat
tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. (ar-Rum ayat 21).
Imam Ibn Katsir
telah menyifatkan hubungan suami istri “tidak ada kemesraan antara dua jiwa
yang lebih besar dari suami dan istri.” Rosululloh bersabda:
“dunia adalah
secuil kenikmatan, dan sebaik-baiknya kenikmatan adalah wanita sholihah” tidak ada yang bermanfaat bagi seorang mukmin setelah beriman
kepada Allah, yang baik baginya daripad aistri yang sholehah, jika disuruh,
maka mematuhinya, jika memandang kepadanya,
ia akan menggembirakan, jika diberi jatah ia sangat gembira, jika ia
pergi, ia akan menjaga diri dan hartanya.
2.
Membentengi diri
Pernikahan
merupakan sebuah fitrah manusia untuk berpasang-pasangan guna untuk meluruskan
syahwat manusia diatas keimanan, dan menjauhkan dari merajalelanya pergaulan
bebas pada kaum anak muda, maka dari itu Allah memotivasi dan menganjurkan
manusia berpasang-pasangan dan menikah, begitu pula sabda nabi “wahai
pemuda, siapapun diantara kalian yang sudah mampu untuk berumah tangga, maka
menikahlah karena itu akan menundukan pandangan dan menjaga kemaluan”.
3.
Suami istri bekerja sama dalam ketaan kepada Allah Subhanahu
wata’ala
Ketika kita bersahabat dengan dengan
orang-orang sholeh ada kalanya kita nasihat dan menasihati dalam kebaikan,
terus bagaimana ketika kita ada ikatan suami istri, tentu harus lebih
ditingkatkan lagi,
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#þqè% ö/ä3|¡àÿRr& ö/ä3Î=÷dr&ur #Y$tR $ydßqè%ur â¨$¨Z9$# äou$yfÏtø:$#ur $pkön=tæ îps3Í´¯»n=tB ÔâxÏî ×#yÏ© w tbqÝÁ÷èt ©!$# !$tB öNèdttBr& tbqè=yèøÿtur $tB tbrâsD÷sã ÇÏÈ
Hai orang-orang
yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada
mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.(At-tahrim ayat ayat 6)
öãBù&ur y7n=÷dr& Ío4qn=¢Á9$$Î/ ÷É9sÜô¹$#ur $pkön=tæ ( ..........
Dan
perintahkanlah kepada keluargamu mendirikan shalat dan Bersabarlah kamu dalam mengerjakannya…..(Thoha ayat 132)
Nasihat dan
bimbingan antara suami dan istri, tidak hanya sebatas hal yang wajib saja
begitupula hal sunnah, akhlak, dan berbagai perbuatan baik lainnya, Rosulluloh
pernah bersabda bahwa: “Allah merahmati seorang suami yang bangun ditengah
malam kemudian ia sholat dan membangunkan istrinya apabila ia menolak, maka ia
akan memercikan air kewajahnya. begitupula sebaliknya ketika seorang istri yang
membangunkan suami ketika menolak maka percikan air kewajahnya. dalam haits
lain Rosululloh menyampaikan juga : “apabila seorang pria membangunkan
keluarganya ditengah malam dan melaksanakan sholat sunnah malam, maka mereka
akan ditulis sebagai orang-orang yang
mengingat Allah.
Islam menjadikan pernikahan sebagai penyempurna dari setengah agama dan dalam konsep penyucian jiwa. Dengan ini kita mengetahui pengaruh besar dari pernikahan dalam konsep penyucian jiwa, jika berkomitmen dengan ajaran islam.
Label: Tazkiyatun Nafs
0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda